Hidup Bukan Sekadar Hitungan Hari, Namun Untaian Makna dalam Terang Firman

INTANANEWS.ID – Dalam kesibukan roda kehidupan yang terus berputar, tak jarang kita hanyut dalam arus rutinitas.

Hari berganti hari, minggu berlalu, bulan menjelma tahun, namun pernahkah kita berhenti sejenak dan bertanya: “Untuk apa sebenarnya kita menjalani semua ini?”

Renungan harian kali ini mengajak kita untuk menelisik lebih dalam makna eksistensi kita, sebuah refleksi yang terangkum dalam kalimat sederhana namun sarat hikmah: “Hidup bukan karena hari, hidup hanya karena arti.”

Ungkapan ini bukan sekadar permainan kata, melainkan sebuah panggilan untuk melampaui hitungan waktu dan merangkul esensi sejati dari kehidupan.

Seringkali, kita terjebak dalam perlombaan duniawi, mengejar target, mengumpulkan materi, hingga melupakan tujuan utama kita sebagai umat Kristiani. Kita mungkin disibukkan dengan pekerjaan, keluarga, atau gemerlap dunia, tanpa menyempatkan diri untuk merenungkan panggilan Tuhan dalam hidup kita.

Firman Tuhan dalam Matius 6:33 menjadi kompas yang menuntun arah renungan ini:

“Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” Ayat ini dengan gamblang menunjukkan prioritas yang seharusnya kita pegang teguh.

Hidup yang bermakna di mata Tuhan bukanlah tentang seberapa panjang usia yang kita nikmati, melainkan tentang tujuan kekal yang kita perjuangkan. Mencari Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya adalah inti dari arti hidup seorang pengikut Kristus.

Ketika fokus kita tertuju pada Sang Pencipta, maka segala kebutuhan duniawi kita akan Ia cukupkan. Frasa “Hidup bukan karena hari” menyadarkan kita bahwa kuantitas waktu tidak berbanding lurus dengan kualitas hidup.

Seseorang dapat menghabiskan puluhan tahun di dunia ini tanpa pernah benar-benar menemukan makna keberadaannya. Ia mungkin larut dalam kesenangan sesaat atau terjebak dalam ambisi yang fana.

Sebaliknya, “hidup hanya karena arti” menyoroti betapa krusialnya memiliki tujuan yang abadi, sebuah visi yang melampaui batas-batas duniawi yang sementara.

Sebagai umat Kristen, arti hidup kita berakar kuat dalam kasih Allah yang tak terhingga, pengorbanan Kristus di kayu salib, dan panggilan mulia untuk menjadi garam dan terang dunia (Matius 5:13-16).

Setiap hembusan napas, setiap detik yang kita jalani, adalah anugerah dan sekaligus kesempatan untuk menghidupi arti tersebut.

Bukan sekadar melewati hari demi hari, melainkan menggunakan setiap momen untuk membangun relasi yang lebih intim dengan Tuhan, melayani sesama dengan tulus, dan memancarkan kasih Kristus dalam setiap tindakan dan perkataan kita.(**)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *