INTANANEWS.ID – Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Tondano, Charlota Joselien Ngangi, mengatakan, penggunaan Papan Interaktif Digital (Interactive Flat Panel/IFP) telah mengubah wajah dan peran pengajaran di sekolahnya.
Menurutnya, alat tersebut mendesak guru bertransformasi dari sekadar penyampai informasi menjadi fasilitator pembelajaran.
Pernyataan ini disampaikan Ngangi saat Tim Publikasi Direktorat SMP Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menyambangi sekolah itu, Selasa (25/11/2025) untuk meliput inovasi pembelajaran.
Ngangi menjelaskan, sebelum IFP, pembelajaran hanya berkutat pada papan tulis kapur dan konten statis. Kini, IFP memungkinkan konten multimedia kaya, simulasi interaktif, dan kolaborasi siswa secara langsung di layar.
“Siswa kini lebih aktif. Mereka bisa mirroring perangkat atau mengerjakan tugas kelompok bersama di layar,” ujar Ngangi.
Untuk memastikan penggunaan merata, Ngangi menetapkan beberapa strategi kunci:
• Semua guru diwajibkan mengikuti pelatihan dasar operasional IFP.
• Memanfaatkan guru alumni Gemini Academy Kemendikdasmen untuk berbagi ilmu tentang integrasi fitur-fitur teknologi, seperti Gemini for Education dan Notebook LM, ke dalam proses mengajar.,
• Melakukan observasi kelas rutin untuk memastikan IFP dipakai untuk interaksi, bukan sekadar pengganti proyektor.
Meski sukses mentransformasi kelas, Ngangi mengakui ada kendala serius. Tantangan terbesar adalah memastikan guru keluar dari zona nyaman metode tradisional, serta menyediakan pelatihan mendalam berkelanjutan di tengah jadwal mengajar yang padat.
“IFP sangat bergantung pada koneksi internet yang stabil. Jaringan yang buruk bisa mengganggu sesi pembelajaran interaktif,” katanya.
Selain itu, ia juga menyoroti masalah kompatibilitas perangkat lunak dan resistensi sebagian guru terhadap teknologi baru.
Ke depan, Ia berharap Pemerintah dapat memperkuat infrastruktur Wi-Fi di seluruh sekolah dan menambah jumlah IFP agar tersedia di setiap kelas. Ia juga menyampaikan pentingnya program keberlanjutan untuk pembaruan perangkat lunak.
“Harapan saya, IFP menjadi katalisator yang membawa sekolah kami menuju pendidikan abad ke-21 yang lebih menarik dan relevan,” tambahnya. (nes)












