INTANANEWS.ID — Ratusan pasang mata basah mengiringi kepergian Rodrigo Runturambi (20), korban pembunuhan tragis yang meregang nyawa akibat penganiayaan senjata tajam.
Pemakaman yang berlangsung khidmat di Kelurahan Roong, Tondano Barat, Senin (30/6/2025), tak hanya diselimuti duka mendalam, tetapi juga ketegangan yang nyaris memicu insiden susulan.
Suasana haru menyelimuti prosesi yang dimulai pukul 11.00 WITA dari rumah duka keluarga Runturambi-Roring–Sampouw. Dipimpin oleh Pdt. Frouna Oley, doa dan tangisan mengiringi setiap langkah.
Namun, di tengah kepedihan itu, gejolak amarah tiba-tiba membayangi. Beberapa keluarga dan kerabat korban secara spontan berupaya mendatangi lokasi kejadian pembunuhan di Lingkungan III, Kelurahan Tataaran Patar, Tondano Selatan, tempat Rodrigo dianiaya terduga pelaku berinisial C.M. (20) pada Jumat (27/6/2025).
Aksi yang muncul dari ekspresi kesedihan dan kemarahan atas kehilangan mendadak itu, sontak membuat aparat Polres Minahasa yang hadir mengamankan jalannya ibadah siaga.
Kabag Ops Polres Minahasa AKP A. Djohar dan Kapolsek Tondano IPTU Deddy Kolonio, bersama jajaran, bergerak cepat. Dengan pendekatan persuasif dan humanis, mereka meredam gejolak.
Personel kepolisian memberikan pemahaman mengenai potensi risiko yang dapat timbul jika aksi tersebut dilanjutkan. Setelah dialog yang penuh empati, niat itu urung dilakukan.
“Kami mengapresiasi sikap keluarga yang mau mendengarkan dan mempercayakan proses hukum sepenuhnya kepada kami,” tegas Kabag Ops Polres Minahasa AKP A. Djohar.
“Proses penanganan kasus akan terus berjalan secara profesional dan transparan.”
Pada pukul 13.00 WITA, jenazah Rodrigo akhirnya dimakamkan di pekuburan umum Ranowangko. Pemakaman berakhir aman dan tertib pukul 14.10 WITA. Meski demikian, potensi gangguan susulan, termasuk kemungkinan aksi balas dendam atau provokasi melalui media sosial, tetap menjadi perhatian kepolisian.
Polres Minahasa telah memperketat pengamanan dari rumah duka hingga pemakaman dan TKP, serta mengintensifkan peran Bhabinkamtibmas dan tokoh masyarakat untuk mencegah konflik lebih lanjut.
Polsek Tondano pun terus memantau dinamika di lapangan sebagai bagian dari deteksi dini.
Kisah Rodrigo menjadi pengingat akan rapuhnya hidup dan pentingnya kehadiran negara dalam meredam konflik serta menjaga keadilan di tengah kepedihan.(nes)