Dengan Lagu ‘Rukun dan Damai,’ Bupati Robby Dondokambey Dengarkan Aspirasi Warga Kalasey 2

INTANANEWS.ID – Pagi ini, halaman Kantor Bupati Minahasa tidak biasa. Nyanyian “Alangkah Indahnya Hidup Berdampingan” mengalun lembut, memecah kesunyian Senin (1/9/2025).

Bukan dari panggung perayaan, melainkan dari puluhan warga Desa Kalasey 2, Kecamatan Mandolang, yang datang menuntut keadilan.

Mereka membawa satu aspirasi tunggal: mengaktifkan kembali Ferdyanto Takser sebagai Penjabat Hukum Tua Desa.

Menurut warga, pengunduran diri Takser dilakukan di bawah tekanan, sebuah klaim yang menjadi titik awal aksi damai ini.

Mereka juga menyatakan yang menggantikan Penjabat Hukum Tua tidak mampu melayani mereka dengan baik, banyak hal-hal yang dilakukan tidak berpihak kepada masyarakat. Mereka menginginkan Pemerintah dan kehendak rakyat berjalan beriringan.

Bupati Minahasa Robby Dondokambey di dampingi Wakil Bupati Vanda Sarundajang, Sekda Minahasa Lynda D. Watania dan jajaran, menyambut langsung puluhan warga.

“Kami menyambut Bapak Ibu sekalian dengan penuh sukacita iman,” ucapnya. Sebelum mempersilakan warga menyampaikan aspirasi, ia mengajak semua yang hadir menyanyikan lagu yang sama.

Bupati Dondokambey menjelaskan, dirinya yang menunjuk Ferdyanto Takser sebagai Penjabat Hukum Tua, namun belakangan Takser mengundurkan diri.

Mendengar penjelasan warga, Bupati mengibaratkan kepemimpinan sebagai orang tua dan rakyat sebagai anak.

Sebagai respons, Bupati Dondokambey mengiyakan permintaan warga dan akan mengaktifkan kembali Ferdyanto Takser.

Untuk mendalami duduk persoalan, ia mengajak perwakilan warga untuk berdiskusi lebih lanjut secara tertutup.

Aksi ini berlangsung damai, dijaga ketat oleh personel Polres Minahasa yang dipimpin langsung oleh Kapolres dan Wakapolres, serta TNI Kodim 1302 Minahasa, Satuan Polisi Pamong Praja (Sat Pol PP).

Hingga berita ini diturunkan, Bupati bersama jajarannya masih berdiskusi dengan perwakilan warga, mencari solusi terbaik untuk persoalan ini.

Aksi damai warga Desa Kalasey 2 ini bukan hanya tentang permintaan mengaktifkan kembali seorang pejabat Hukum Tua.

Lebih dari itu, ia adalah cerminan dari sebuah proses demokrasi yang santun, di mana aspirasi disampaikan dengan damai dan disambut dengan sikap kebapakan.

Semua ini diawali dan diakhiri dengan harapan sederhana, seperti lirik lagu yang mengawali mereka: “Alangkah indahnya hidup rukun dan damai.”(nes)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *