Memaknai ke-79 Bhayangkara, Polri dan Rakyat Berdampingan

Kapolres Minahasa, AKBP Steven J. R. Simbar, S.I.K.(Foto: istimewa)

INTANANEWS.ID – 1 Juli 2025 Pagi itu, Lapangan Kantor Bupati Minahasa menjadi saksi bisu. Bukan sekadar upacara rutin, peringatan Hari Bhayangkara ke-79 yang digelar pada pukul 08.00 WITA ini adalah potret nyata dedikasi dan kebersamaan yang mendalam antara aparat keamanan, pemerintah, dan masyarakat.

Dipimpin langsung Kapolres Minahasa, AKBP Steven J. R. Simbar, S.I.K., upacara singkat ini tak hanya dihadiri jajaran Forkopimda.

Lebih dari itu, tokoh masyarakat, tokoh agama, hingga perwakilan ormas adat, pemuda, dan pelajar turut berbaris rapi.

Kehadiran mereka menyiratkan satu pesan bahwa semangat Bhayangkara bukan hanya milik institusi kepolisian, melainkan denyut nadi seluruh elemen bangsa.

(Foto: istimewa)

Di tengah kompleksitas tantangan zaman, Kapolres Steven Simbar mengingatkan akan pentingnya refleksi dan perbaikan institusional.

Amanat Kapolri yang dibacakannya menegaskan bahwa transformasi Polri menuju Prediktif, Responsif, dan Transparan (Presisi) hanya akan terwujud dengan topangan seluruh komponen bangsa.

Sebuah visi yang menuntut komitmen kolektif, bukan hanya dari dalam Korps Bhayangkara.

Bupati Minahasa, Robby Dondokambey, tak ragu menyebut Polri sebagai mitra strategis dalam mewujudkan pembangunan daerah yang aman dan tertib.

Senada dengannya, Wakil Bupati Vanda Sarundajang menyoroti kiprah kepolisian dalam menjaga harmonisasi sosial di tengah keberagaman masyarakat Minahasa.

Dukungan ini bukan sekadar basa-basi, melainkan pengakuan atas peran Polri yang telah meresap dalam sendi-sendi kehidupan bermasyarakat.

Ketika Ketua DPRD, Ketua PN Tondano, Kajari Minahasa, dan pimpinan instansi vertikal lainnya berdiri bersama, upacara ini tak ubahnya simbol persatuan yang kokoh.

Terlebih, ketika anggota Saka Bhayangkara, tunas-tunas muda penerus bangsa, turut serta, terasa betul bahwa semangat pengabdian telah tertanam lintas generasi.

Kapolres pun menegaskan kembali bahwa Tribrata dan Catur Prasetya harus menjadi kompas moral, mengarahkan setiap insan Bhayangkara untuk mengedepankan pelayanan yang cepat, terbuka, dan berpihak kepada masyarakat.

Upacara memang usai pada pukul 08.30 WITA, namun semangatnya tak berhenti di lapangan.

Ia melanjutkan perjalanannya, mengalir dalam setiap langkah tugas personel Polri, dan hidup dalam ingatan kolektif masyarakat yang mendambakan aparat yang tegas namun bersahabat.

Hari Bhayangkara ke-79 bukan sekadar napak tilas sejarah. Ini adalah sebuah janji, tentang menatap masa depan di mana Polri dan rakyat tak terpisahkan, berdiri berdampingan menjaga negeri.(nes)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *