INTANANEWS.ID – Apa sebenarnya motif politik Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi berencana merapat ke Partai Gerindra?
Memang sih yang paling tahu soal itu hanya seorang Budi Arie Setiadi yang pernah di-reshuffle dari Kabinet Merah Putih Presiden Prabowo Subianto.
Niat mantan Menteri Komunikasi dan Informatika dan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah itu diungkapnya langsung setelah terpilih kembali sebagai Ketua Umum Projo pada Kongres III Projo di Jakarta pada Minggu (2/11/2025).
“Kan saya baru minta izin. Diizinin enggak sama yang bergabung ke Partai Gerindra? Kan kami belum bergabung. Saya baru mau masuk, baru mau masuk,” kata Budi Arie Setiadi ketika itu.
Dia mengaku sudah berkomunikasi dengan Presiden Prabowo Subianto dan katanya akan segera menghadap Prabowo.
Asal tahu Projo merupakan organisasi relawan pendukung presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi). Projo didirikan pada 23 Desember 2013 untuk menyokong Jokowi yang berlaga sebagai calon presiden pada Pilpres 2014 lalu.
Semua orang tahu bahwa Budi Arie Setiadi merupakan salah satu tokoh pendiri Projo bersama sejumlah kader PDI Perjuangan lain yang ketika itu mati-matian mendukung Jokowi sebagai calon presiden.
Anehnya sekarang ini Budi Arie Setiadi sepertinya alergi Projo dikait-kaitkan dengan Jokowi. Dan itu seiringan dengan niat dirinya bergabung ke Partai Gerindra yang dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto.
Beragam Spekulasi Politik
Banyak spekulasi yang berkembang di balik rencana Budi Arie Setiadi bergabung ke Partai Gerindra. Salah satunya adalah bisa jadi untuk ‘mengamankan’ dirinya dari kasus suap pengaman situs judi online yang disidang di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Dalam surat dakwaan yang disampaikan Jaksa Penuntut Umum (JPU) disebutkan bahwa adanya dugaan alokasi dana sebesar 50 persen untuk Budi Arie Setiadi dari uang hasil perlindungan situs judi online agar tidak diblokir oleh oknum pegawai di Kementerian Komunikasi dan Informatika (sekarang Bernama Kementerian Komunikasi dan Digital atau Komdigi.
Namun Budi Arie Setiadi telah membantah dugaan menerima uang dari hasil perlindungan situs judi online tersebut. Ia bahkan menyebut dakwaan terhadap dirinya sebagai fitnah dan upaya untuk menjebak dirinya. Budi Arie Setiadi telah diperiksa sebagai saksi oleh Bareskrim Polri pada Desember 2024 lalu.
Partai Gerindra bukan partai kemarin sore. Dan jika niat Budi Arie Setiadi karena ingin berlindung dari kasus dugaan alokasi uang dari hasil perlindungan situs judi online tentunya Partai Gerindra tidak sertamerta bakal menerima Budi Arie Setiadi. Partai Gerindra adalah partai yang berisikan orang-orang hebat.
Namun ada yang menyebut bergabungnya Budi Arie Setiadi ke Partai Gerindra mempunyai motif politik untuk memuluskan peluang melanjutkan dua periode Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan Said Abdullah mengaku tidak tahu motif politik seorang Budi Arie Setiadi.
“Apakah ada sesuatu yang disembunyikan oleh Budi Arie Setiadi? Tentu Budi Arie Setiadi yang lebih tahu,” kata Said Abdullah di Gedung DPR Senayan, Jakarta pada Selasa (4/11/2025).
Apakah sebagai upaya untuk melanjutkan dua periode Prabowo-Gibran?
Said Abdullah hanya bilang begini: “Bahwa dia mendukung Bapak Prabowo sambil akan bonceng sesuatu di belakangnya dengan nitip Pak Gibran umpamanya, ya biasa-biasa saja. Kan itu strategi politik saja.”
Bagaimana reaksi Partai Gerindra soal niat Budi Arie Setiadi akan bergabung ke Partai Gerindra?
Ketua Dewan Kehormatan Partai Gerindra Ahmad Muzani menyatakan, partainya terbuka untuk siapa pun, termasuk kepada Budi Arie Setiadi. Syaratnya, pertama seorang warga negara Indonesia dan kedua berusia minimal 17 tahun atau sudah menikah.
“Memenuhi dua syarat itu, saya kira kami bisa menerima siapa saja, dari mana saja. Apalagi seorang Budi Arie yang saya kira kita sudah tahu semua,” tuturnya di Gedung DPR Senayan, Jakarta pada Selasa (4/11/2025).
Akhirnya kita tunggu saja manuver politik seorang Budi Arie Setiadi!(nor)












