Pemkab Minahasa Naikkan Anggaran Stunting Jadi Rp168 Miliar, Sekda: Bukti Keseriusan

INTANANEWS.ID – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Minahasa menunjukkan komitmen kuat dalam mempercepat penurunan angka stunting dengan meningkatkan alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) secara signifikan.

Pada tahun 2025, anggaran untuk program penanganan stunting melonjak drastis menjadi Rp168 miliar dari sebelumnya Rp15 miliar pada tahun 2024.

​Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Minahasa, Dr. Lynda D. Watania, saat memaparkan kinerja Pemkab dalam acara Penilaian Kinerja 2025 atas pelaksanaan delapan Aksi Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting di Hotel Aston Manado, Rabu (20/8/2025).

Sekdakab Minahasa Dr Lynda D Watania MM.MSi.(Foto: istimewa)

Menurut Sekda Watania, peningkatan anggaran ini menjadi bukti nyata keseriusan Pemkab Minahasa dalam menangani isu stunting. “Tren anggaran yang meningkat ini menjadi bukti nyata bahwa isu stunting benar-benar mendapat perhatian penuh,” tegasnya.

​Dalam paparannya, Sekda Watania menjelaskan bahwa Pemkab Minahasa telah menyusun strategi terpadu yang sejalan dengan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

Targetnya adalah menurunkan angka stunting menjadi 19% pada 2024, 18% di 2025, dan 17% di 2026.

​”Komitmen ini didukung regulasi, termasuk Keputusan Bupati terkait pembentukan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS),” jelasnya.

​Pemkab Minahasa melakukan intervensi stunting secara menyeluruh, mulai dari imunisasi dasar lengkap, pemberian vitamin untuk ibu hamil dan remaja putri, hingga peningkatan kapasitas guru PAUD.

Tercatat, jumlah guru PAUD yang terlatih meningkat tajam dari 20 orang pada 2023 menjadi 150 orang pada periode 2024-2025.

​Selain itu, program stunting juga telah terintegrasi di tingkat desa dan kelurahan. Pada 2023, sekitar 33,3% desa/kelurahan telah memasukkan program percepatan stunting ke dalam dokumen perencanaan.

​Sebagai upaya inovatif, Pemkab Minahasa juga meluncurkan Gerakan Orang Tua Asuh Stunting (GENTING), yang merupakan pengembangan dari program sebelumnya, Bapak Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS).

​”Melalui BAAS dan GENTING, anak-anak stunting mendapat pendampingan langsung. Harapannya, bukan hanya angka stunting yang menurun, tapi juga tumbuh kesadaran orang tua akan pentingnya gizi dan pola asuh,” tutur Watania.

​Berkat sinergi kuat dengan BKKBN Provinsi Sulawesi Utara, Pemkab Minahasa berhasil menekan prevalensi stunting dari 23,5% menjadi 19,5% pada 2024.

Acara ini turut dihadiri oleh perwakilan Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD), serta Dinas Pendidikan Kabupaten Minahasa.(nes)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *