Lapas Tondano Gandeng BNN dan Kemenag, Perketat Pengawasan Narkoba dan HP

INTANANEWS.ID – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Tondano memperkuat benteng pencegahan narkoba dan pembinaan spiritual bagi warga binaan.

Lapas Tondano meneken Memorandum of Understanding (MoU) dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Sulawesi Utara dan Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Minahasa, Kamis (27/11/2025).

Kerja sama strategis ini menjadi tindak lanjut dari upaya pemerintah untuk memberantas peredaran gelap narkoba dan telepon genggam di dalam lapas. Penandatanganan dilakukan di Aula Lapas Tondano, disaksikan oleh sejumlah pejabat tinggi.

Inspektur Wilayah I Kementerian Imigrasi dan Kemasyarakatan, Dr. Iwan Santoso, dalam arahannya, menekankan perlunya pengawasan ekstra di tengah tren peningkatan peredaran narkoba secara nasional.

“Narkoba bisa berada di mana saja. Kami berharap Sulawesi Utara, termasuk lapas, bebas dari peredaran gelap ini,” tegas Iwan.

Ia menyebutkan penandatanganan ini sejalan dengan salah satu dari 13 akselerasi Menteri Imigrasi dan Kemasyarakatan yang fokus pada pencegahan peredaran HP dan narkoba di lembaga pemasyarakatan.

Hal ini, kata Iwan, merupakan bentuk ketegasan pemerintah dalam memberantas jaringan peredaran gelap.

Senada dengan Iwan, Kepala BNN Sulut, Brigjen Pol. Jemmy Suatan, mengapresiasi kerja sama ini. Menurutnya, langkah ini berdampak besar pada upaya penyelamatan masa depan generasi muda dan warga binaan.

“Dengan PKS ini, banyak anak dan warga binaan yang bisa terselamatkan. Mari kita jaga generasi muda bersama,” ujar Jemmy.

Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Imigrasi dan Kemasyarakatan Sulawesi Utara, Tonny Nainggolan, mengingatkan agar MoU ini tidak berhenti di atas kertas.

Ia menekankan perlunya agenda rutin dan kegiatan bersama untuk mendukung pembinaan.

“Tujuan utama pembinaan adalah memulihkan hubungan warga binaan dengan masyarakat, negara, keluarga, dan Tuhannya, agar mereka kembali hidup normal,” jelas Tonny.

Pdt. Dolie Tangian, Kepala Kemenag Minahasa, yang diundang khusus dalam kerja sama ini, menyoroti peran sentral pembinaan spiritual. Ia menegaskan, kehadiran penyuluh agama adalah kunci.

“Penyuluh agama adalah ujung tombak yang memastikan peningkatan iman dan kerukunan warga binaan terarah. Tujuan akhirnya, mereka kembali ke masyarakat dengan identitas keagamaan yang kuat dan moral yang matang,” kata Dolie.

Kepala Lapas Tondano, Akhmad Sonirin Soleh, menyatakan komitmennya untuk terus meningkatkan kinerja dan kualitas pelayanan serta pembinaan bagi warga binaan.

“Dukungan dari seluruh stakeholder sangat kami butuhkan,” ujarnya.

Kegiatan ini turut dihadiri Kakanwil Sulut Tonny Nainggolan, Kepala Dinas Pendidikan Minahasa Tommy Wuwungan, serta pimpinan Bank BRI setempat. (nes)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *