INTANANEWS.ID – Upaya penyelamatan Danau Tondano dari ancaman eceng gondok menunjukkan hasil yang menggembirakan.
Dalam empat bulan terakhir, sekitar 130 hektar atau hampir 50 persen dari total luasan eceng gondok yang menutupi danau berhasil dibersihkan.
Capaian signifikan ini adalah buah kerja keras dan sinergi berbagai pihak, termasuk TNI, Polri, pemerintah daerah, dan masyarakat, yang puncaknya ditandai dengan Karya Bakti Pembersihan Eceng Gondok, Kamis (26/6/2025) di Sumero Endo, Kecamatan Romboken.
Kegiatan yang diinisiasi Korem 131/Santiago bekerja sama dengan Kodim 1302/Minahasa ini turut dihadiri sejumlah pejabat penting, menegaskan komitmen kolektif terhadap kelestarian danau kebanggaan Minahasa.

Dalam sambutannya, Bupati Robby Dondokambey menyatakan rasa syukurnya atas progres penanganan Danau Tondano yang berjalan baik.
“Kami bersyukur penanganan Danau Tondano sudah berjalan dengan baik. Atas nama Pemerintah Kabupaten Minahasa, saya menyampaikan terima kasih kepada Bapak Gubernur, Danrem 131 Santiago, Kodim 1302 Minahasa, serta seluruh Forkopimda dan masyarakat yang telah terlibat aktif. Progres pembersihan yang sudah mencapai 50% adalah capaian luar biasa,” ujar Bupati.
Ia menegaskan, program pembersihan tidak akan berhenti sampai di sini. Bupati mengimbau seluruh jajaran pemerintah dan masyarakat Minahasa untuk terus menjaga kelestarian dan kebersihan Danau Tondano.
Salah satu langkah konkret yang diinstruksikannya adalah pelaksanaan kerja bakti rutin setiap hari Jumat.
“Pertumbuhan eceng gondok sangat cepat, sehingga kerja bakti setiap Jumat di sekitar Danau Tondano dan pusat kota akan terus dilakukan oleh Pemkab Minahasa,” imbuhnya,
Sebelumnya, Komandan Korem 131/Santiago Brigjen TNI Martin SM Turnip mengapresiasi semangat seluruh pihak.
Ia menjelaskan bahwa gerakan pembersihan masif ini telah berlangsung sejak 17 Februari 2025. “Dari 294 hektar luasan eceng gondok, kini hampir 50% atau sekitar 130 hektar telah berhasil dibersihkan.
Ini merupakan wujud nyata kerja keras Satgas Eceng Gondok dan seluruh elemen masyarakat,” ujar Brigjen Martin.
Ia juga secara khusus berterima kasih kepada Gubernur Sulut dan Bupati Minahasa atas dukungan anggaran dan komitmen terhadap kelestarian lingkungan.
Brigjen Martin menegaskan, karya bakti ini bukan hanya sekadar aksi bersih-bersih, melainkan bentuk kepedulian terhadap kelestarian Danau Tondano yang vital sebagai sumber air, ekosistem perikanan, destinasi pariwisata, dan warisan budaya.
Pertumbuhan eceng gondok yang cepat telah mengancam kualitas air, menyebabkan pendangkalan, dan berpotensi memicu banjir jika tak ditangani serius.
Usai apel karya bakti, kegiatan dilanjutkan dengan pemantauan dan pembersihan eceng gondok secara langsung, penanaman pohon, pasar murah, dan pengobatan gratis bagi masyarakat sekitar.
Tema kegiatan, “Bersatu dengan Alam untuk Indonesia Maju, TNI Manunggal Memelihara Danau Tondano Danau Tondano Bersinar (Bersih, Indah, dan Udara Segar)”, menjadi simbol kuat sinergi dan komitmen lintas sektor dalam menjaga warisan alam Minahasa yang sangat berharga.(nes)