INTANANEWS.ID – Di tengah khidmatnya upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di Kabupaten Minahasa, Minggu (17/8/2025) ada satu sosok yang berhasil menarik perhatian.
Dialah Anjastyo Wurangian, S.I.P., M.A.P., seorang putra daerah yang dipercaya membacakan naskah UUD 1945.
Suara tegasnya yang penuh makna seolah meresap, membangkitkan kembali semangat perjuangan para pahlawan di benak setiap peserta upacara.

Pria yang akrab disapa Anjas ini bukanlah sosok asing di lingkungan Pemerintah Kabupaten Minahasa.
Menjabat sebagai Kepala Sub Bagian Komunikasi Pimpinan Sekretariat Daerah (Setda), Anjas menunjukkan bahwa dedikasi dan perjalanan panjangnya dalam dunia pendidikan telah membuahkan hasil.
Lahir dan besar di Langowan, ia menamatkan pendidikan di SMA Negeri 3 Tondano pada tahun 2015.
Kisah pendidikannya kemudian berlanjut dengan menembus gerbang Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Angkatan 26 dan lulus pada tahun 2019.
Kehausannya akan ilmu tak berhenti di situ, ia kemudian melanjutkan studi pascasarjana dan meraih gelar Magister Administrasi Negara pada tahun 2023.
Di balik seragam dinasnya yang rapi, Anjas adalah pribadi yang ramah dan rendah hati. Ia tumbuh dalam didikan orang tuanya Djefry Wurangian, S.Pd. sang ayah dan Stansye Manampiring, S.Pd. sang ibu.
Latar belakang keluarga ini turut membentuk karakternya yang penuh integritas dan semangat belajar.
Bagi Anjas, momen membacakan UUD 1945 bukan sekadar tugas, melainkan kehormatan dan pengingat akan tanggung jawabnya sebagai abdi negara.
Ia tak hanya bertugas mengkomunikasikan kebijakan pimpinan, tetapi juga menginternalisasi nilai-nilai luhur yang terkandung dalam konstitusi.
Di luar kesibukannya sebagai birokrat muda, Anjas memiliki hobi musik dan traveling. Dua hobi ini baginya menjadi penyeimbang, memberikan ruang untuk melepas penat dan mengisi energi.
Musik memberinya ketenangan, sementara traveling membuka wawasannya akan kekayaan alam dan budaya Indonesia, khususnya Minahasa.
Anjastyo Wurangian adalah potret nyata dari generasi muda Minahasa yang berprestasi.
Ia membuktikan bahwa dengan ketekunan, pendidikan, dan cinta tanah air, seorang anak daerah bisa memberikan kontribusi nyata bagi bangsa.
Kisahnya menjadi inspirasi bagi banyak orang, bahwa setiap peran, sekecil apa pun, akan terasa agung bila dilakukan dengan sepenuh hati dan dedikasi tinggi.(nes)












