INTANANEWS.ID – Luapan air Danau Tondano kembali menerjang sejumlah wilayah di sekitarnya, Kamis (15/5/2025), menyebabkan banjir yang oleh warga setempat dinilai sebagai yang terparah dalam beberapa tahun terakhir.
Sorotan tajam warga tertuju pada operasional pintu air milik PT PLN (Persero) yang diduga kuat menjadi penyebab utama lambatnya aliran air keluar dari danau.
Adolf Djefrie Sumaraw, seorang warga yang telah puluhan tahun bermukim di tepi Danau Tondano, mengungkapkan perbedaan signifikan banjir kali ini dibandingkan dengan kejadian sebelumnya.
Ia menyebutkan bahwa persoalan utama bukanlah semata-mata sedimentasi alami, melainkan terhambatnya aliran air akibat keberadaan dan pengelolaan pintu air PLN.
“Kalau muara sungai tersumbat sampah, pasti ada tumpukan sampah yang terlihat jelas. Tapi kenyataannya, air danau ini mengalir, hanya saja alirannya seperti tertahan oleh pintu air itu. Bagaimana mungkin tidak meluap?” ujar Sumaraw, Jumat (16/5/2025).
Pengalaman puluhan tahun tinggal di kawasan tersebut memperkuat keyakinan Sumaraw. Ia membandingkan kondisi saat ini dengan banjir tahun 2017 yang menurutnya tidak separah ini.
Bahkan, luapan air pada tahun 2024 yang hanya mencapai halaman rumahnya, kini telah menggenangi seluruh ruangan hingga ketinggian melebihi mata kaki orang dewasa.
“Ini adalah luapan tertinggi yang pernah saya alami. Air sudah masuk ke semua ruangan, padahal rumah ini saya bangun dengan memperhitungkan perkiraan ketinggian luapan tahun 2017,” tegasnya.
Dampak banjir juga dirasakan oleh pelaku usaha. Ivan Aguw, seorang warga lainnya, terpaksa menutup usahanya selama dua bulan akibat genangan air. “So dua bulan tutup,” katanya dalam dialek Manado.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Minahasa Lynda Watania menyatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan PLN Tondano, khususnya Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Tonsea Lama.
Sekda menjelaskan bahwa pintu air PLTA saat ini sudah dalam kondisi terbuka.
“Saat ini, pintu air PLTA sudah dalam kondisi terbuka. Sebagai langkah antisipasi dan penanganan, kami akan melaksanakan kegiatan pembersihan massal secara rutin setiap hari Jumat yang melibatkan seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) dan pihak-pihak terkait,” jelas Sekda saat meninjau pintu air Tonsea Lama.
Sementara itu, Manajer PLTA Tonsea Lama, Aminudin Wahib, mengklaim bahwa pembukaan pintu air telah dilakukan secara berkelanjutan sejak 2 Mei 2025.
Ia menyatakan bahwa pihaknya telah berupaya semaksimal mungkin sesuai dengan prosedur yang berlaku.
“Pintu air sudah kami buka sejak tanggal 2 Mei dan akan terus kami buka. Ini bukan kelalaian, dan kami telah berupaya semaksimal mungkin sesuai dengan prosedur yang ada,” ujarnya.
Aminudin mengakui bahwa sampah dari Danau Tondano menjadi kendala operasional di pintu air Tonsea.
Ia mengimbau partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga kebersihan sungai dan danau. Sebagai solusi konkret, PLN secara rutin melakukan pembersihan eceng gondok di area pintu air.
Selain masalah sampah, sedimentasi juga diakui menjadi faktor signifikan, sehingga pengerukan di area-area yang mengalami pendangkalan sangat dibutuhkan.
Keluhan dan kesaksian warga menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten Minahasa. Upaya untuk mencari solusi komprehensif terus dilakukan guna mencegah terulangnya kejadian serupa di masa mendatang. (nes)