Forum Masyarakat Peduli Sulut Kecam Pemberitaan “Media Berita Investigasi” Dinilai Tidak Beritikad Baik

 

Manado, INTANANEWS.ID

Forum Masyarakat Peduli Sulut menyayangkan kembali munculnya pemberitaan mengenai FL alias Fokla yang dinilai tidak memiliki sumber informasi yang jelas. Herman Rivo, selaku Koordinator forum tersebut, menilai bahwa tindakan yang dilakukan oleh oknum wartawan dari media beritainvestigasinews.id tidak mencerminkan etika jurnalistik yang baik.

Menurut Rivo, berita yang diangkat merupakan isu lama yang sudah beberapa kali dimuat, bahkan FL sendiri telah memberikan klarifikasi bahwa gudang yang dimaksud bukan miliknya. Ia pun mempertanyakan tujuan di balik publikasi ulang berita tersebut.

“Tindakan ini tidak hanya menunjukkan ketidakjelasan sumber informasi, tetapi juga menimbulkan tanda tanya: apakah ini benar-benar upaya menyampaikan fakta, atau justru memiliki motif lain, seperti tekanan atau ancaman?” ujar Rivo.

Lebih lanjut, ia mengingatkan bahwa jurnalis memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan berita secara berimbang, dengan sumber yang kredibel dan jelas. Terlebih, jika pemberitaan tersebut menyebut pejabat negara, maka aspek keberimbangan dan akurasi menjadi hal yang sangat krusial.

“Saya melihat media yang mempublikasikan berita tanpa sumber yang dapat dipertanggungjawabkan justru berpotensi menyesatkan publik. Jika pemberitaan dibuat berdasarkan asumsi atau kepentingan tertentu, maka ini bisa dikategorikan sebagai jurnalisme yang tidak beritikad baik,” tegasnya.

Sementara itu, Fery Sasela, perwakilan Masyarakat Adat Nusa Utara Sulut, turut menyesalkan tindakan yang dilakukan oleh media tersebut. Ia menilai bahwa beritainvestigasinews.id selama ini memang memiliki rekam jejak dalam menyebarkan informasi, namun kali ini pemberitaan yang disajikan terkesan tidak berimbang dan kurang bertanggung jawab.

“Seorang jurnalis yang tidak memberikan pemberitaan yang adil dan berimbang patut diberikan sanksi tegas. Jika informasi yang disajikan tidak memiliki narasumber yang jelas, maka patut dipertanyakan validitasnya,” ujar Fery.

Hal senada disampaikan oleh Jhon Hez Sumual, Ketua Umum Ormas Adat Manguni Indonesia. Ia menegaskan bahwa pihaknya mengecam praktik jurnalisme yang tidak profesional, terutama jika sebuah berita diterbitkan tanpa mengindahkan kode etik jurnalistik.

“Pers memiliki peran penting dalam memberikan informasi kepada masyarakat. Namun, ketika berita yang disajikan justru memuat tudingan tanpa dasar yang kuat, maka hal ini bisa merusak kredibilitas media itu sendiri. Jurnalis harus bekerja secara profesional, bukan sekadar menyebarkan isu dengan motif yang tidak jelas,” pungkasnya.

Polemik ini menjadi pengingat bagi dunia jurnalistik bahwa integritas dan kode etik harus selalu dijunjung tinggi. Keberimbangan dan validitas informasi bukan hanya sekadar standar profesi, tetapi juga bentuk tanggung jawab moral kepada publik. (Citra Siaga)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *