INTANANEWS.ID – Jumlah korban tewas akibat banjir di tiga provinsi di Sumatera hingga Minggu (30/11/2025) pagi bertambah menjadi 316 orang.
Demikian Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto di Tapanuli Utara pada Minggu (30/11/2025).
Dia menyebutkan, jumlah 316 orang tewas itu meliputi Aceh sebanyak 54 orang dan 55 orang hilang. Sedangkan Sumatera Barat 90 orang tewas, 87 orang hilang serta Sumatera Utara 172 orang tewas, 147 orang hilang.
Ia mengatakan, jumlah warga terdampak bencana di Aceh mencapai 570 ribu jiwa. Aceh terdampak parah karena banyak kabupaten kota yang aksesnya terputus akibat banjir dan longsor.
“Jadi yang masih belum bisa dilalui ini Sumut ke Aceh masih putus, Banda Aceh ke Lhokseumawe masih putus, kemudian Gayo Luwes ke Aceh Tenggara putus, kemudian Aceh Tengah juga masih putus, Bener Meriah masih terisolir, Subulussalam juga masih terisolir,” katanya.
Saat ini, kekuatan SAR yang bisa diterjunkan ke Aceh lebih optimal. Distribusi logistik lewat darat, udara dan laut terus dilakukan. Termasuk untuk wilayah yang terisolir.”Khususnya Bener Meriah dan Aceh Tamiang,” tutur Suharyanto.
Dia mengungkapkan, total 33 ribu jiwa terdampak banjir dan longsor di Sumatera Barat. Saat ini tinggal 7 kabupaten kota yang terdampak, yakni: Padang, Padang Pariaman, Solok, Agam, Tanah Datar, Kota Padang Panjang, dan Padang Pariaman.”Yang lainnya, aman,” katanya seperti dikutip dari kumparan.com.
“Dari tujuh (kabupaten/kota) itu semuanya bisa disuplai lewat darat. Jadi untuk alutsista di Padang, heli kami siapkan satu saja untuk cover apabila ada titik yang perlu disuplai,” ia melanjutkan.
Namun secara umum untuk Sumbar relatif terkendali.
Sementara di Sumatera Utara, selain korban tewas dan hilang, 618 orang dilaporkan terluka. Jumlah warga yang terdampak bencana berjumlah 277 ribu orang.
Menurut Suharyanto, ada enam kabupaten/kota yang masih terdampak bencana yakni Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, Kota Sibolga dan Langkat. Dari enam wilayah tersebut, ada dua wilayah yang perlu perhatian serius. Kedua wilayah itu yakni Tapanuli Tengah dan Sibolga.”Ini terisolir,” tuturnya.
Menurutnya, untuk bisa mencapai Tapanuli Tengah hanya bisa dilalui dengan jalur udara saja. Di Tapanuli Tengah itu, ada Kota Sibolga yang hanya bisa dicapai dari darat lewat Tapanuli Tengah atau dari laut.
Namun akses darat dari Tapanuli Tengah ke Sibolga juga saat ini terputus. Tim gabungan tengah berupaya memulihkan akses transportasi dengan membuka jalur.”Sekarang yang belum bisa tembus Tapanuli ke Sibolga, karena ada longsoran-longsoran yang sangat panjang,” ia menambahkan.(nor)












