Danrem 131/Santiago Sambangi Minahasa, Bahas Relokasi Makam Kyai Modjo yang Kontroversial

INTANANEWS.ID – Komandan Korem (Danrem) 131/Santiago, Brigadir Jenderal TNI Martin Susilo Martopo Turnip, menyambangi Markas Komando Distrik Militer (Makodim) 1302/Minahasa di Kecamatan Tondano Utara, Kabupaten Minahasa, Selasa (29/7/2025).

Kunjungan kerja ini menyoroti dua agenda utama: audiensi terkait rencana relokasi makam Pahlawan Nasional Kyai Modjo makam Pahlawan Nasional Kyai Modjodan peninjauan lokasi pembersihan eceng gondok di Danau Tondano.

Isu relokasi makam Kyai Modjo menjadi sorotan utama dalam audiensi tersebut.
Rencana ini sebelumnya telah memicu gelombang penolakan kuat dari komunitas Pakasaan Jaton dan masyarakat Tondano. Mereka menilai, pemindahan makam berpotensi menimbulkan disintegrasi historis dan budaya yang dapat merusak fondasi kerukunan yang telah terjalin hampir dua abad.

“Makam ini adalah simbol sakral identitas kolektif mereka,” ujar perwakilan masyarakat dalam audiensi.

Aspirasi ini disampaikan secara lugas, menggarisbawahi kekhawatiran akan hilangnya nilai strategis kawasan sebagai destinasi wisata sejarah, terputusnya kontinuitas budaya, serta potensi konflik sosial akibat pengabaian aspirasi masyarakat lokal. Penolakan tegas disampaikan melalui Lembaga Adat Pakasaan Jaton (Lapjat).

Dalam sesi audiensi, Brigjen TNI Martin Susilo Martopo Turnip menjelaskan bahwa wacana relokasi makam Kyai Modjo ke Jawa Timur merupakan perintah langsung dari Presiden Republik Indonesia.

Namun, kehadiran TNI di Minahasa saat ini bertujuan untuk mendengarkan secara langsung aspirasi dan pendapat masyarakat, baik yang setuju maupun tidak setuju, serta alasan-alasan yang melatarbelakanginya.

“TNI sebagai alat negara tunduk pada perintah, namun tetap menjunjung tinggi nilai-nilai sejarah dan menghargai perasaan masyarakat setempat,” tegas Danrem 131/Santiago.

Ia berharap masyarakat dapat memberikan masukan, pandangan, serta harapan secara terbuka dan konstruktif untuk dijadikan bahan pertimbangan lebih lanjut.

Menanggapi berbagai masukan, Brigjen TNI Martin Susilo Martopo Turnip menyampaikan apresiasinya kepada seluruh tokoh masyarakat, tokoh agama, dan perwakilan Kampung Jawa Tondano yang hadir.

“Saya memahami bahwa makam Kyai Modjo bukan sekadar tempat peristirahatan tokoh sejarah, melainkan juga merupakan simbol dari integrasi budaya, perjuangan, dan identitas masyarakat Jaton yang telah berakar kuat di Tondano,” ujarnya.

Ia menambahkan, segala masukan dan pendapat yang disampaikan akan dilaporkan kepada pimpinan di tingkat yang lebih tinggi untuk dijadikan bahan pertimbangan.

Selain isu makam Kyai Modjo, Brigjen TNI Martin Susilo Martopo Turnip juga meninjau lokasi pekerjaan pembersihan eceng gondok di Kelurahan Tounsaru, Kecamatan Tondano Selatan, serta bangunan rumah milik masyarakat di sekitar lokasi tersebut.

Kegiatan ini dilanjutkan dengan pemutaran video hasil pekerjaan pembersihan eceng gondok di Danau Tondano, di Aula Darmawangsa Makodim 1302/Minahasa.

Turut hadir dalam kegiatan ini antara lain Komandan Kodim (Dandim) 1302/Minahasa Letnan Kolonel Inf Bonaventura Ageng Fajar S., Kasiter Kasrem 131/Santiago Kolonel Inf Lucky Sonny Maramis, serta sejumlah pejabat TNI dan tokoh masyarakat setempat, termasuk Lurah Kampung Jawa Tondano Hidayat Nurhamidin, Ketua Lapjat Prof. Ishak Pulukadang, dan Imam Besar Masjid Al-Falah Kyai Modjo Ustaz Harianto Masuara.(nes)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *